Disfungsi Ereksi Atau Lemah Syahwat Dan Impotensi

Disfungsi Ereksi Atau Lemah Syahwat Dan Impotensi

Apakah yang dimaksud dari ke 3 Gangguan Seksual pada pria Disfungsi ereksi, Lemah Syahwat dan Impotensi. baca detail artikel dibawah agar lebih memahami tentang penyakit tersebut dan tidak salah membeli produk produk untuk mengatasi / mengobatinya.


Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi dengan baik untuk berhubungan seksual. Umumnya, banyak pria merasa malu saat mengalami disfungsi ereksi. Bahkan, banyak yang merasa segan untuk berkonsultasi kepada ahli medis tentang kondisi tersebut. Padahal, disfungsi ereksi bisa diatasi jika diketahui penyebabnya.

Terdapat tiga kondisi yang bisa menjadi tanda-tanda terjadinya gangguan ereksi, yaitu ereksi yang kurang kokoh sehingga tidak dapat melakukan hubungan seksual, ereksi yang kurang lama, atau ereksi yang terjadi lebih sering dari biasanya.

Terpicunya gairah seksual pria merupakan proses yang tidak sederhana. Proses tersebut melibatkan otak, saraf, otot, pembuluh darah, hormon, dan emosi. Disfungsi ereksi biasanya terjadi jika hal-hal tersebut mengalami masalah. Bahkan, ada kemungkinan penyebabnya merupakan kombinasi dari beberapa kondisi.

Berikut beberapa kemungkinan penyebab terjadinya disfungsi ereksi:

Kondisi Medis Tertentu
Disfungsi ereksi kerap dipicu oleh penyakit tertentu, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis), diabetes, obesitas, sindrom metabolik, penyakit Peyronie (perkembangan jaringan parut di dalam penis) dan gangguan tidur.Beberapa kondisi lain yang juga diketahui dapat menyebabkan gangguan ereksi adalah gagal ginjal, sirosis, kelebihan zat besi pada darah atau hemokromatosis, skleroderma (pengerasan kulit), serta penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang sering diderita oleh perokok.Selain itu, penyakit yang menyerang sistem saraf juga mampu memengaruhi ereksi, misalnya epilepsi, stroke, multiple sclerosis, Alzheimer, Parkinson dan sindrom Guillain-Barré.
Ketidakseimbangan hormon tertentu juga cukup sering menjadi penyebab disfungsi ereksi. Kondisi tersebut antara lain hipertiroid (kelebihan hormon tiroid), hipotiroid (kekurangan hormon tiroid) dan hipogonadisme yang menyebabkan kekurangan hormon testosteron.

Alasan psikologis
Salah satu faktor penting saat ereksi yaitu kesehatan mental. Otak memainkan peran penting dalam memicu ereksi. Ereksi dimulai dengan adanya gairah seksual saat terjadi rangsangan, namun hal ini bisa terganggu karena beberapa kondisi psikologis seperti stres, depresi, kecemasan, atau masalah pada hubungan dengan pasangan.
Usia dan tingkat stres dapat menjadi faktor-faktor penentu seseorang mengalami gangguan ereksi. Meski begitu, terdapat juga faktor psikologis, seperti widower syndrome. Sindrom ini muncul pada pria yang kehilangan istrinya. Pria dengan kepercayaan diri yang rendah juga dapat mengalami disfungsi ereksi.
Faktor Obat-obatan
Meski dapat mengobati kondisi penyakit, obat-obatan tidak jarang menimbulkan efek samping, salah satunya disfungsi ereksi. Beberapa jenis obat yang mungkin dapat memicu hal tersebut antara lain obat antidepresan, antipsikotik, penurun tekanan darah tinggi, pengobatan kanker prostat, penurun kolesterol, atau penggunaan obat-obatan terlarang semacam kokain atau ganja.
Akibat cedera
Ketika bagian penis, bagian saraf, atau pembuluh darah di bagian punggung mengalami cedera, maka perlu diwaspadai karena hal itu dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Cedera di sekitar penis, juga dapat memicu pembentukan jaringan parut serta posisi penis yang melengkung secara tidak normal selama ereksi.
Selain itu, kebiasaan tertentu yang dapat menekan area di sekitar anus, seperti mengendarai sepeda dalam waktu yang lama, diduga dapat memicu terjadinya disfungsi ereksi juga. Cedera pada panggul yang memengaruhi organ seksual pria juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Efek tindakan operasi
Beberapa jenis tindakan operasi dapat memicu disfungsi ereksi. Salah satunya adalah operasi pada otak dan tulang belakang, pada bagian tersebut terdapat saraf-saraf yang mengatur proses ereksi. Contoh-contoh lainnya adalah operasi yang dilakukan di panggul atau di bagian tulang belakang karena prosedur pembedahan pada kedua area tersebut berisiko merusak saraf dan pembuluh darah di sekitar penis.
Prosedur medis lain yang memiliki kemungkinan memicu gangguan ereksi adalah operasi atau prosedur medis pada kelenjar prostat, terapi radiasi untuk kanker usus besar atau kandung kemih, dan operasi pengangkatan usus besar.


Memahami Lemah Syahwat 

Pria berusia lanjut atau 60 tahun ke atas lebih berisiko mengalami lemah syahwat.  Namun, bukan berarti pria di usia produktif bebas dari risiko lemah syahwat. Selain ditandai dengan kesulitan ereksi pada penis dan sulitnya mempertahankan ereksi, lemah syahwat juga kerap disertai dengan menurunnya hasrat seksual pada pria. Pada kondisi yang cukup berat, bila penyebab yang mendasari gangguan ereksi tidak tertangani, maka masalah ini bisa jadi awal dari infertilitas pada kaum pria dan masalah kesehatan lainnya.

Adapun penyebab dari terjadinya lemah syahwat meliputi:

Gangguan endokrin
Sistem endokrin tubuh menghasilkan hormon yang mampu mengatur metabolisme tubuh, fungsi seksual, reproduksi dan suasana hati. Sehingga gangguan endokrin dapat meningkatkan risiko lemah syahwat. Terkait gangguan endokrin, pria yang menderita diabetes lebih berisiko menderita lemah syahwat. Hal ini berkaitan dengan gangguan saraf yang sering mengintai pada penderita diabetes, terlebih bila kadar gula darah tidak terkontrol. Untuk meminimalisir terjadinya lemah syahwat, penderita diabetes disarankan untuk selalu mengontrol kadar gula darah dengan baik.

Terkait kesehatan jantung
Kondisi yang mempengaruhi jantung dan kemampuannya dalam memompa darah dapat memicu lemah syahwat, sebab kurangnya aliran darah ke penis dapat menyebabkan seseorang tidak mencapai ereksi. Penderita hipertensi, aterosklerosis, dan kolesterol tinggi termasuk yang berisiko mengalami lemah syahwat.

Konsumsi obat tertentu
Obat-obatan tertentu yang dapat memengaruhi aliran darah, memiliki kemungkinan menyebabkan lemah syahwat. Adapun obat-obatan tersebut diantaranya, obat-obatan antihipertensi, penyakit jantung, penenang, stimulan, dan kemoterapi kanker. Maka dari itu, bila Anda diharuskan mengonsumsi obat-obatan secara rutin karena kondisi tertentu, konsumsilah obat sesuai anjuran dokter, dan upayakan untuk kontrol pada dokter secara berkala.

Pengaruh gaya hidup
Seseorang yang memiliki gaya hidup tidak sehat yang dapat mengganggu aliran darah berisiko terkena lemah syahwat. Misalnya kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol dan penggunaan narkoba dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke penis. Selain itu, pria dengan berat badan berlebih dan kurang olahraga lebih rentan menderita lemah syahwat.

Pasca operasi tertentu
Operasi atau pembedahan yang dilakukan pada kasus pembesaran kelenjar prostat, kanker prostat dan kandung kemih, memiliki risiko menyebabkan seseorang mengalami lemah syahwat. Ada kemungkinan terjadinya kerusakan pembuluh darah atau saraf di sekitar penis. Hal ini dapat bersifat sementara maupun  menetap pasca operasi. Jika ini terjadi, mungkin diperlukan perawatan atau pengobatan untuk membantu mengembalikan fungsi ereksi.

Gangguan psikologi
Lemah syahwat yang dialami oleh pria muda mungkin bisa disebabkan karena adanya gangguan psikologi. Penderita mungkin masih mengalami ereksi pada pagi hari dan saat masturbasi, namun ketika berhubungan seksual ereksi tidak terjadi. Hal ini bisa disebabkan rasa bersalah atau hal lainnya. Selain rasa bersalah, lemah syahwat yang disebabkan karena gangguan psikologi juga dapat disebabkan oleh rasa takut, cemas, depresi, dan kelelahan.

Olahraga sepeda
Penelitian menunjukkan, orang yang  terlalu sering mengendarai sepeda dalam jangka lama cenderung lebih berisiko mengalami gangguan ereksi. Ini dikarenakan beberapa tempat duduk sepeda memiliki struktur yang kurang tepat, menyebabkan adanya tekanan pada perineum yaitu daerah antara anus dan skrotum. Pada lokasi itu, terdapat pembuluh darah dan saraf yang berpengaruh terhadap rangsang seksual. Dianjurkan untuk memilih sepeda dengan tempat duduk yang dirancang untuk melindungi perineum Anda, sehingga memperoleh manfaat bersepeda dengan optimal dan terhindar dari masalah di sekitar organ reproduksi.

Pengertian Impotensi
     
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah kondisi ketika penis tidak mampu ereksi atau mempertahankan ereksi, walaupun terdapat rangsangan seksual. Impotensi merupakan masalah seksual yang rentan terjadi pada pria berusia 40 tahun ke atas. Meskipun tidak berbahaya, kondisi ini sangat mengganggu penderita maupun pasangannya.

Seseorang yang mengalami impotensi akan kesulitan untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Penderita impotensi juga mengalami penurunan gairah seksual. Keluhan ini dapat muncul tiba-tiba atau secara bertahap.

Penyebab Impotensi
Impotensi dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari gaya hidup yang tidak baik, gangguan psikologis, hingga efek samping obat-obatan. Impotensi juga dapat dipengaruhi oleh beberapa penyakit, seperti:

Gangguan hormon
Diabetes
Hipertensi
Penyakit jantung
Pengobatan Impotensi
Untuk mengetahui penyebabnya, dokter perlu melakukan pemeriksaan lanjutan yang meliputi tes darah, tes urine, atau USG penis. Setelah penyebabnya dipastikan, dokter dapat menentukan pengobatan yang tepat.

Impotensi dapat diobati dengan mengatasi penyebabnya terlebih dahulu, baik melalui obat-obatan, suntikan hormon, maupun operasi. Jika impotensi disebabkan oleh gangguan psikologis, impotensi perlu ditangani dengan psikoterapi yang dilakukan oleh psikiater atau psikolog.


Langkah-langkah Pengobatan

Disfungsi ereksi secara berkepanjangan dapat berdampak kepada keharmonisan hubungan dengan pasangan, juga kesulitan mendapat keturunan. Untuk mengatasinya, maka dibutuhkan pengobatan yang sesuai dengan penyebab dasarnya.

Karena itu, konsultasi dengan dokter untuk mendiagnosa disfungsi ereksi penting dilakukan. Biasanya, dokter terlebih dahulu akan mencari tahu apa yang menjadi penyebabnya melalui penelusuran riwayat medis dan pemeriksaan fisik, diikuti tes penunjang. Jika sudah diketahui penyebabnya, maka selanjutnya akan dilakukan pengobatan.

Penanganan disfungsi ereksi bisa dengan pemberian obat-obatan, konseling, hingga tindakan operasi jika diperlukan. Obat-obatan yang bisa diberikan dokter antara lain obat perangsang ereksi, atau pemberian hormon testosteron jika terdapat kekurangan pada hormon tersebut.

Selain itu, dokter juga dapat menyarankan untuk berkonsultasi kepada psikolog, jika dianggap disfungsi ereksi bersifat psikologis, misalnya akibat stres atau depresi.

Jika dengan pengobatan tidak membuahkan hasil yang diharapkan, dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan operasi untuk mengatasi disfungsi ereksi.

Jangan panik ketika Anda atau pasangan mengalami disfungsi ereksi. Segera konsultasikan kepada dokter mengenai kondisi tersebut. Bicarakan pula kemungkinan penyebab, sekaligus solusi terbaik untuk mengatasinya. Dukungan emosional dan menjalin hubungan yang baik dengan pasangan akan mendorong penderita disfungsi ereksi untuk menjalani terapi dengan lebih baik.

Artikel terkait : Tentang Obat Kuat

0 Response to "Disfungsi Ereksi Atau Lemah Syahwat Dan Impotensi"

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *